Sore itu, ku
laju motorku, tujuanku adalah dirimu. Ku susuri jalanan, bukan tanpa arah, tapi
tak tau arah. Tapi berusaha kutemukan jalanku menuju mu. Dalam keramaian masa,
Ah! Kutemukan dirimu. Ku pikir naluri ini yang menuntunku tiba padamu. Aku
berdiri dari kejauhan. Menatapmu dari balik kepala kepala. Berusaha memotretmu,
tak hanya dari ponselku, namun dalam ingatanku, juga dalam hatiku. Karena ku
yakin, di dalam hati, kenangan akan menemukan rumahnya. Sangat sulit
kupalingkan pandanganku darimu, meski ku tau kau bahkan tak melirikku.
Aarrgghh!! Bukankah sudah ku tetapkan hati tak akan Larut? Ya Tuhan, bagaimana
ini?
Begitu dalam
ku tatap dirimu dari kejauhan, semakin dalam, hingga kurasakan kau begitu
dekat. Sakit. Tapi aku sungguh Larut. Larut dalam alunanmu. Larut dalam katamu.
Larut dalam senyummu. Larut dalam setiap gerakmu. Kusadari waktuku tak banyak,
tetapi, ini pertama kalinya kita bertemu. Ingin rasanya ku memohon mohon pada
Tuhan agar sebentar saja hentikan waktu. Agar kudapat sedikit lebih lama
menatapmu. Dengan berat ku palingkan pandangku darimu, dengan berat ku
langkahkan kakiku menjauhimu. Ah! Aku menyesal!
Ingin rasanya
ku tutup telingaku, mataku, bibirku. Tak lagi dengarkanmu. Tak lagi menatapmu.
Tak lagi memanggilmu. Aku benar benar tak ingin Larut dalam sakit. Meski ada
dalam hayalku, kau adalah pelengkapku sebagai Kopi.
No comments:
Post a Comment