Pagi ini sinar
matahari terpancar cerah, aku berdiri diatas rerumputan, menghirup udara pagi,
dibawah sinar mentari. Hangat. Tak lama kemudian sinar itu sirna. Kelabu. Awan menutup
sinarnya. Datang bersama kawan kawannya. Hujan dan angin. Dingin. Kupandang rintik
rintik dari balik jendela. Bukan berarti aku tak suka dengan awan dan kawan
kawannya. Aku menyukai hujan. Aku menikmati harumnya air hujan bertemu
rerumputan. Aku juga sangat menikmati air yang jatuh berkilauan. Tapi pagi ini
aku benar benar merindukan hangatnya sinar mentari. Merindukan cahayanya
menembus pepohonan, menembus jendela yang sekarang membatasi aku dan hujan. Dalam
hati ku berkata “hmm, baru saja aku akan bertemu sinar mentari, sekarang harus
kutemui hujan dan kedinginan”.
Aku
melangkah menuju belakang meja kerjaku, duduk dan membuka buku yang semalam ku
baca, Agatha Christie, Destination Unknown. Kubaca kata demi kata sambil
menggambarkannya dalam khayalanku. Menarik. Hujan, secangkir kopi, dan buku,
kupikir pagi ku kali ini cukup sempurna. Seharusnya pagi ini aku ditemani
mentari pagi. Tapi apa boleh buat, pagi ini aku bersamanya. Air hujan dan
suaranya ketika bertemu rumah rumah, dan semua dibawahnya. Setelah kuselesaikan
satu bab bacaanku, kupejamkan mataku sesaat, menarik nafasku dalam dalam. Sebelum
kulanjutkan lagi bab demi babnya.
Tak
terasa jarum jam didepanku sudah banyak berpindah. Kututup buku didepanku. Sekarang
kunyalakan laptop ku, membuka beberapa folder, hingga sampai pada satu folder
yang berisi tulisan tulisanku. Ku buat sebuah lembar kerja baru, ku beri judul
PAGI INI. Kubuka lembar kerja itu, seperti biasa, hanya ada putih, dan beberapa
menu pengaturan tulisan. Sambil berpikir, kuletakkan jari jari ku diatas tuts
tuts huruf huruf, angka, dan simbol diatas laptopku, dan kemudian mulai ku
tulis kisah singkat pagi ku, hingga saat ini terbaca oleh mu. Ya, tulisan ini. Mungkin
sedikit hambar, karena memang sengaja tak kuberi bubuk bubuk perasa. Mengapa? Karena
aku berharap bubuk bubuk perasa itu hadir dari nya. Dia yang mampu hadir
diantara buku, kopi, dan hari hariku.
No comments:
Post a Comment