POPULER MINGGU INI

Thursday, May 2, 2019

PAGI INI



Pagi ini sinar matahari terpancar cerah, aku berdiri diatas rerumputan, menghirup udara pagi, dibawah sinar mentari. Hangat. Tak lama kemudian sinar itu sirna. Kelabu. Awan menutup sinarnya. Datang bersama kawan kawannya. Hujan dan angin. Dingin. Kupandang rintik rintik dari balik jendela. Bukan berarti aku tak suka dengan awan dan kawan kawannya. Aku menyukai hujan. Aku menikmati harumnya air hujan bertemu rerumputan. Aku juga sangat menikmati air yang jatuh berkilauan. Tapi pagi ini aku benar benar merindukan hangatnya sinar mentari. Merindukan cahayanya menembus pepohonan, menembus jendela yang sekarang membatasi aku dan hujan. Dalam hati ku berkata “hmm, baru saja aku akan bertemu sinar mentari, sekarang harus kutemui hujan dan kedinginan”.
                Aku melangkah menuju belakang meja kerjaku, duduk dan membuka buku yang semalam ku baca, Agatha Christie, Destination Unknown. Kubaca kata demi kata sambil menggambarkannya dalam khayalanku. Menarik. Hujan, secangkir kopi, dan buku, kupikir pagi ku kali ini cukup sempurna. Seharusnya pagi ini aku ditemani mentari pagi. Tapi apa boleh buat, pagi ini aku bersamanya. Air hujan dan suaranya ketika bertemu rumah rumah, dan semua dibawahnya. Setelah kuselesaikan satu bab bacaanku, kupejamkan mataku sesaat, menarik nafasku dalam dalam. Sebelum kulanjutkan lagi bab demi babnya.
                Tak terasa jarum jam didepanku sudah banyak berpindah. Kututup buku didepanku. Sekarang kunyalakan laptop ku, membuka beberapa folder, hingga sampai pada satu folder yang berisi tulisan tulisanku. Ku buat sebuah lembar kerja baru, ku beri judul PAGI INI. Kubuka lembar kerja itu, seperti biasa, hanya ada putih, dan beberapa menu pengaturan tulisan. Sambil berpikir, kuletakkan jari jari ku diatas tuts tuts huruf huruf, angka, dan simbol diatas laptopku, dan kemudian mulai ku tulis kisah singkat pagi ku, hingga saat ini terbaca oleh mu. Ya, tulisan ini. Mungkin sedikit hambar, karena memang sengaja tak kuberi bubuk bubuk perasa. Mengapa? Karena aku berharap bubuk bubuk perasa itu hadir dari nya. Dia yang mampu hadir diantara buku, kopi, dan hari hariku.

No comments:

Post a Comment