POPULER MINGGU INI

Monday, June 10, 2019

ARTI



Malam itu, aku duduk bersama laptopku. Ditengan keramaian kedai kopi klasik bernuansa remang, menenangkan. hanya ada segelintir anak manusia duduk berpencar. Sengaja kupilih duduk menjauhi mereka. Kupasang hedset pada kedua telingaku, lagu Lara, milik Dialog Senja memanjakan telingaku. Aku mulai menulis, jari jemariku berlari kesana kemari. Memejam, memutar kedua bola mataku, meneguk hot tiramisuku, mencari cari apa yang hendak kucurahkan kali ini.
                Keramaian, canda tawa, kisah kisah tergambar pada bibir bibir pengunjung lain. Ah aku tak bisa berpaling pada keseruan mereka. Satu dua orang baru berdatangan, membuat kedai yang tadinya sepi, menjadi lebih ramai. Banyak orang berlalu lalang, namun aku hanya duduk bersemayam. Banyak orang berkata bercerita. Namun aku terdiam hanyut dalam kesendirian. Menjadi penonton dialog dialog dia dan mereka.
                Begitu banyak tema, begitu banyak persoalan, begitu banyak bahan obrolan, kira kira apa yang mereka bicarakan? Kira kira apa yang membuat mereka saling larut? Kira kira apa yang membuat mereka tertawa dalam satu waktu? Pertanyaan pertanyaan itu muncul begitu saja dalam otakku. Seakan otakku punya lawan berpikir. Ah, aku tak tau. Toh aku tak mampu mendengarnya. Mendengarnya pun aku juga tak mampu mengertinya. Mungkin karena saling mengerti mereka mampu larut, terhanyut dalam suasana yang mereka ciptakan.
Dari duduk sendiri, mengamati, dan berpikir pertanyaan ini dan itu,  aku mendapatkan sebuah pelajaran. Mungkin ini yang harus kumengerti, ARTI. Mengerti suatu arti, agar arti itu mampu memberikan arti, BERARTI.
               

No comments:

Post a Comment