Terasa, ya terasa melelahkan. Terasa menjengkelkan, terasa begitu berat
menjalani. Terasa aneh, terasa begitu asing. Apa yang sebenarnya terjadi?
Mengapa penyesalah terjadi setelahya? Sepertinya pertanyaan klasik yang tak
kunjung mendapat jawab. Ah, aku hanya
ingin terdiam, bercengkrama bersama malam, dilengkapi sunyi, dan bimbang hati.
Sepertinya kami sedang cocok belakangan ini. Sebenarnya aku tak ingin akur
dengan mereka, tapi apa daya, merekalah yang mengerti dan dapat paham bagaimana
aku saat ini. Mereka paham bagaimana memperlakukan diriku sekarang. Aku tak
ingin terus bersama mereka, tapi apa dayaku yang tak mampu, tak mampu memecah
sunyi, tak mampu melawan bimbang, tak mampu menjauhi sang malam. Kelam dalam
gelap. Siang tak lagi menang, pagi tak lagi berseri. Sajak sajak indah tak lagi
bermakna. Hampa. Satu kata tepat bagiku. Bernafas, tapi tak hidup. Makan tapi
tak berkembang. Bahagia tapi tak terasa. Tersenyum tapi palsu. Seakan berjalan
tapi terhenti. Seakan maju namun terpaku. Ingin ke berkata, namun terbungkam bimbang.
Ingin ku melangkah namun tertahan perasaan tak tentu. Aku merasa tak berarti.
Namun, aku sangat ingin mencari artiku. Artiku untuk ku. Dapatkah engkau
membantu ku mencari artiku? Yang nantinya akan berarti untuk mu.
No comments:
Post a Comment