Masalah... Masalah datang begitu saja sewaktu waktu tak terduga. Kadang
besar, kecil, banyak, sedikit, sulit, mudah, kadang harus sampai membuat aku
menjadi entah siapa aku, kamu menjadi sesuatu yang lain entah apa siapa. Kita
menjadi bukan lagi kita tapi tetap kita. Masalah, oh bukankah ini hanya perlu
kita selesaikan satu per satu. Satu dua tiga, sungguh tak tau sampai berapa aku
menghitung jumlahnya. Sepertinya aku hanya perlu berlalu. Tapi tunggu apa
masalah juga ikut berlalu? Atau justru dia bersemayam didalamku, didepanku,
dibelakangku, disampingku, diatasku, dibawahku, disekitarku. Atau sepertinya
harus aku akhiri ini semua. Tapi bukankah ketika ada akhir, muncul suatu awal
lagi dan lagi harus kita awali, yang akan mengantarkan kita pada masalah lain
lagi yang nantinya harus kita dihadapi. Lalu harus seperti apa kita sikapi ini?
Masalah? Berlalu kemudian mendekat. Selesai kemudian dimulai. Selalu ada,
dimana mana dalam kehidupan. Mungkin ini sebuah bentuk Tuhan ada disekitar
kita. Tuhan paham bagaimana kita, seberapa pantas kita bermasalha, seberapa
layak kita menyelesaikan masalah, seberapa baiknya kita mendapat masalah,
menyikapi, dan mempelajari adanya masalah. Satu masalah akan menuntun kita
kearah yang seharusnya kita diarahkan. Dua masalah akan menguatkan kita menuju
arah yang diarahkan. Tiga, empat sampai tak hingga memantapkan kita bahwa
masalah akan ada dan selau ada diarah manapun didalam apapun, kita hanya perlu
melalui, melewati, dan lebih tepatnya kita harus menyelesaikannya untuk memulai
suatu masalah yang baru.
Love,
Ninawibi
No comments:
Post a Comment