POPULER MINGGU INI

Saturday, April 29, 2017

JANGAN MENDEKAT

Jangan Mendekat.
Jangan Mendekat, karena nanti kau akan terikat.
Jangan Terlihat, karena nanti kau akan tertatap.
Jangan. . . Jangan. . . Jangan. . . Kalau memang kau tak mau untuk mulai memahat.
Itu kenapa aku tak mau mulai menyukai. Tak mau mulai mencintai. Semua akan membuatku Tenggelam. Tenggelam dalam lautan hingga kudapat makhluk laut bersinar. Aku tak mau memulai karena tak sanggup bertemu akhir. Aku tak ingin memulai karena tak ingin terbayang bayang, terhantui, dan terus terkunci.
Tapi kenapa ini justru dimulia? tapi kenapa justru aku mencari mencari mencari dan terus mencari. . . Memulai tanpa harus belajar berenang. Oh tidak. . . Tolong. . . aku mulai tenggalam. Tolong aku. Siapapun Tolong Aku. Apapun Tolong raih tanganku. Bimbing aku, kumohon bukan untuk menjahui lautan. tapi untuk mempelajari lautan dengan segala indahnya. Ajari aku berenang. Ajari aku mulai menikmati keindahannya. . . Agar aku tak hanya tenggelam, diterjang ombak, dan terbawa arus. Tapi aku dapat mengerti. Mengerti birunya lautan, jingganya lautan saat bertemu matahari, dan hitamnya lautan saat menyapa sang rembulan. Agar aku mampu menatap tanpa harus melihat, agar aku mampu mengikat tanpa harus terikat.

Terkadang sesuatu memang tak perlu memiliki arti, Bukan begitu?
Karena Arti adalah apa yang kau pahami. Bukan apa yang memahami dirimu.


Love,

Ninawibi

Tuesday, April 18, 2017

INGIN TAK INGIN



     Sulit, Sulit tuk ungkapkan apa yang kurasa saat ini. Aku tak tau, benar benar tak tau apa yang sedang kupikir, kurasa, kulakukan. aku tak mengerti apa yang kulihat, kudengar, dan kucium. Semua begitu berat, bergerak diluar kendaliku, diluar segalanyaku, tak kusangka semua dapat bermuara pada keadaan seperti ini. Keadaan dimana aku tak dapat mengerti aku, tak dapat mengerti kamu. Tak satupun, semua tak kupahami tak aku mengerti. Aku tak lagi ingin menghilang. Aku hanya tak ingin aku. Tak ingin kamu. Tak ingin keadaan ini. Apa aku salahkan keadaan? Bukan. Aku hanya tak ingin. Lalu apa? Mengapa? Bagaimana? Ah mengapa begitu banyak kata tanya, begitu banyak kalimat yang menanyakan ini dan itu. Aku tak mengerti. Aku tak mau mengerti. Aku hanya ingin menarik nafas, menghembuskan nafas, memejamkan mata, membuka, dan kamu selamatkanku. Tapi apa dayaku yang hanya memandang kekosongan, memandang kehampaan, memandang harapan. Harapan yang sekedar harap. Harapan yang mungkin sebentar lagi sirna, sebentar lagi akan terganti. Terganti harapan baru yang mungkin juga akan bernasib sama. aku sudah tak sanggup. aku segera ingin berlalri. berlari lalui ini. akhiri hari ini. hari yang membuat aku tak mengerti aku. Oh sungguh aku tak mengerti, aku tak ingin. Tak ingin semua ini. Tak ingin ini tak ingin itu. Aku hanya ingin kamu. Inginkan hadirmu.


Love,

Ninawibi

Friday, April 7, 2017

MASALAH ???




Masalah... Masalah datang begitu saja sewaktu waktu tak terduga. Kadang besar, kecil, banyak, sedikit, sulit, mudah, kadang harus sampai membuat aku menjadi entah siapa aku, kamu menjadi sesuatu yang lain entah apa siapa. Kita menjadi bukan lagi kita tapi tetap kita. Masalah, oh bukankah ini hanya perlu kita selesaikan satu per satu. Satu dua tiga, sungguh tak tau sampai berapa aku menghitung jumlahnya. Sepertinya aku hanya perlu berlalu. Tapi tunggu apa masalah juga ikut berlalu? Atau justru dia bersemayam didalamku, didepanku, dibelakangku, disampingku, diatasku, dibawahku, disekitarku. Atau sepertinya harus aku akhiri ini semua. Tapi bukankah ketika ada akhir, muncul suatu awal lagi dan lagi harus kita awali, yang akan mengantarkan kita pada masalah lain lagi yang nantinya harus kita dihadapi. Lalu harus seperti apa kita sikapi ini? Masalah? Berlalu kemudian mendekat. Selesai kemudian dimulai. Selalu ada, dimana mana dalam kehidupan. Mungkin ini sebuah bentuk Tuhan ada disekitar kita. Tuhan paham bagaimana kita, seberapa pantas kita bermasalha, seberapa layak kita menyelesaikan masalah, seberapa baiknya kita mendapat masalah, menyikapi, dan mempelajari adanya masalah. Satu masalah akan menuntun kita kearah yang seharusnya kita diarahkan. Dua masalah akan menguatkan kita menuju arah yang diarahkan. Tiga, empat sampai tak hingga memantapkan kita bahwa masalah akan ada dan selau ada diarah manapun didalam apapun, kita hanya perlu melalui, melewati, dan lebih tepatnya kita harus menyelesaikannya untuk memulai suatu masalah yang baru.

Love,
Ninawibi