POPULER MINGGU INI

Wednesday, February 22, 2012

SENYUM TERAKHIR =)


Kali ini aku posting 1 cerpen lagi. Judulnya 'SENYUM TERAKHIR' ini aku tulis waktu aku kelas 3 smp. hehe iseng ajah tiba-tiba pengen posting nih cerpen =P. oke.doke. . . Selamat menikmati. . . XOXO
SENYUM TERAHKIR

            Aku terdiam, terpaku, dengan tangan kananku menggenggam bolpoin berwarna biru. Selembar kertas kosong putih tanpa coretan terus menatapku tanpa arti. Benda-benda itu begitu diam seperti diriku. Mulutku terkunci, tanganku kaku, dan otakku serasa berhenti bekerja. Padahal hari ini juga aku harus menyelesaikan sebuah cerpen untuk diserahkan pada pengurus majalah sekolah esok pagi, karena majalah itu akan dikirim untuk segera dijilid. Karena 2 atau 3 minggu lagi majalah itu sudah harus siap di berikan pada orangtua murid saat pembagian raport. Pikirku terus melayang, terbang menyusuri dunia khayal, menjelajah hutan yang ditumbuhi jutaan pikiran. Terngiang terus di telingaku tentang perkataan ayahku bahwa kami sekeluarga akan pindah ke Yogyakarta, pada saat aku akan memulai tahun ajaran baru di bangku kelas 9. Aku merasa berat meninggalkan sekolahku tercinta SMPN 5 Malang, kelasku 8i serta yang terberat adalah kelima sahabatku yang aku sayangi.
            Jam dinding di kamarku menunjukkan pukul 18.35 WIB. sudah sekiter 35 menit aku terdiam tanpa 1 inspirasi pun. Pukul 20.11 WIB otakku mulai bekerja dan tanganku mulai menari. Aku menulis tentang kisah dimana saat itu aku harus meninggalkan kelima sahabatku. Saat penerimaan raport kenaikan, aku berpamitan pada 5 sahabatku. Ekspresi keterkejutan sangat terpancar dari wajah 5 sahabatku, Izzati, Erintha, Danisa, Alvi, dan April.
            Pada hari keberangkatanku ke Yogyakarta, kelima sahabatku datang kerumah untuk mengucapkan salam perpisahan untuk terakhir kalinya. Aku memeluk erat kelima sahabatku. Pelukan berlangsung lama seakan aku tak ingin melepasnya, seakan aku ingin menghentikan waktu untuk berjalan. Karena mungkin aku tak akan kembali ke Malang selamanya. Ketika pelukan itu kulepaskan aku segara berlari memesuki mobil dan tak berani menoleh kebelakang untuk memandang kelima sahabatku, aku pikir itu akan membuat airmata yang sedari tadi kubendung luber membasahi pipiku. Ayahku yang berada di belakan kemudi, menoleh kebelakang memegang kepalaku dan mengacak acak rambutku dengan lembut, sambil menasehatiku agar tidak larut dalam kesedihan.
            Kunci mobil di putar, mobil mulai melaju pelan, dengan aku yang terus menunduk menggenggam erat sebuah foto. Difoto itu tergambar wajah ceria kami berenam. Aku benar-benar tidak mengira semua akan berjalan secepat ini. Semua seakan merengut apa yang sangat ku jaga, apa yang aku pertahankan.
Kuangkat wajahku yang sedari tadi kutundukkan untuk menyembunyikan airmata yang mulai mengalir. Tiba-tiba terlihat jelas di depan kami terdapat sebuah truk pengankut material bangunan melaju di jalan turun dekat rumah kami dengan kecepatan tinggi. Ayahku membunyikan klakson. Tetapi truk itu tetap melaju kencang. Saat truk semakin dekat dengan mobil kami, ayahku menyadari bahwa truk itu tak berpengendara. Mungkin pemiliknya lupa untuk menarik handrem saat memarkirkan. Ayahku mencoba membelokkan mobil ke jalan di sebelah truk yang kosong tetapi usaha itu sia-sia. Bagian depan mobil telah menyentuh bagian depan truk. Kami tak bisa menghindari tabrakan. Mobil kami terseret hingga menabrak pohon besar yang berada di dekat rumah kami. Kami terjebak diantara truk dan pohon besar dengan kerusakan mobil amat parah.

Kelima sahabatku berlari menghampiri mobil kami diikuti beberapa warga sekitar. Semua orang mengeluarkan kami semua. Sempat ku melihat ibuku yang bersimbah darah, kakakku yang merintih dengan wajah peniuh darah, ayahku yang menangis mencoba menghampiri ibukku dengan sempoyongan, dan kurasakan tubuhku yang lemah tak berdaya, aku sudah tak bisa merasakan kakiku, kepalaku berat tanganku kaku. Sahabatku menghampiriku memelukku, meneriaki namaku, dan menangis. Aku rasakan itu semua lalu aku tersenyum dan itu senyum terakhir untuk mereka. Kurasa mataku begitu berat. Aku merasa lelah teramat lelah, kemudian aku terlelap untuk selamanya.
***
            Akhirnya kututup bolpoinku. Aku telah menyelesaikan cerpenku yang uberi judul ‘SENYUM TERAKHIR’. Kupandang puas hasil karyaku itu sebelum memasukkannya kedalam map dan meletakkannya di atas meja belajarku. Jam dinding menunjukkan pukul 20.52. Kulangkahkan kakiku menuju tempat tidurku. Entah mengapa hari ini ku merasa sangat lelah, mataku terasa berat amat berat dan kali ini aku tertidur tidak untuk selamanya.

Friday, February 3, 2012

whatever faith: XII MM 1 personal view : Nina CEO for the last yea...

whatever faith: XII MM 1 personal view : Nina CEO for the last yea...: Ok, dah lama program personal view ni tertunda. Ya banyak alasannya, tinggal mau pilih males, gak ada pulsa modem ato kelupaan pas di warnet...