Kali ini aku posting 1 cerpen lagi. Judulnya 'SENYUM TERAKHIR' ini aku tulis waktu aku kelas 3 smp. hehe iseng ajah tiba-tiba pengen posting nih cerpen =P. oke.doke. . . Selamat menikmati. . . XOXO
SENYUM TERAHKIR
Aku terdiam, terpaku, dengan tangan
kananku menggenggam bolpoin berwarna biru. Selembar
kertas kosong putih tanpa coretan terus menatapku tanpa arti. Benda-benda itu begitu diam
seperti diriku. Mulutku terkunci, tanganku kaku, dan otakku serasa berhenti
bekerja. Padahal hari ini juga aku harus menyelesaikan sebuah cerpen untuk
diserahkan pada pengurus majalah sekolah esok pagi, karena majalah itu akan
dikirim untuk segera dijilid. Karena 2 atau 3 minggu lagi majalah itu sudah
harus siap di berikan pada orangtua murid saat pembagian raport. Pikirku terus
melayang, terbang menyusuri dunia khayal, menjelajah hutan yang ditumbuhi
jutaan pikiran. Terngiang terus di telingaku tentang perkataan ayahku bahwa
kami sekeluarga akan pindah ke Yogyakarta, pada saat aku akan memulai tahun
ajaran baru di bangku kelas 9. Aku merasa berat meninggalkan sekolahku tercinta
SMPN 5 Malang, kelasku 8i serta yang terberat adalah kelima sahabatku yang aku
sayangi.
Jam
dinding di kamarku menunjukkan pukul 18.35 WIB. sudah sekiter 35 menit aku
terdiam tanpa 1 inspirasi pun. Pukul 20.11 WIB otakku mulai bekerja dan
tanganku mulai menari. Aku menulis tentang kisah dimana saat itu aku harus
meninggalkan kelima sahabatku. Saat penerimaan raport kenaikan, aku berpamitan
pada 5 sahabatku. Ekspresi keterkejutan sangat terpancar dari wajah 5
sahabatku, Izzati, Erintha, Danisa, Alvi, dan April.
Pada
hari keberangkatanku ke Yogyakarta, kelima sahabatku datang kerumah untuk
mengucapkan salam perpisahan untuk terakhir kalinya. Aku memeluk erat kelima
sahabatku. Pelukan berlangsung lama seakan aku tak ingin melepasnya, seakan aku
ingin menghentikan waktu untuk berjalan. Karena mungkin aku tak akan kembali ke
Malang selamanya. Ketika pelukan itu kulepaskan aku segara berlari memesuki
mobil dan tak berani menoleh kebelakang untuk memandang kelima sahabatku, aku
pikir itu akan membuat airmata yang sedari tadi kubendung luber membasahi
pipiku. Ayahku yang berada di belakan kemudi, menoleh kebelakang memegang
kepalaku dan mengacak acak rambutku dengan lembut, sambil menasehatiku agar
tidak larut dalam kesedihan.
Kunci
mobil di putar, mobil mulai melaju pelan, dengan aku yang terus menunduk
menggenggam erat sebuah foto. Difoto itu tergambar wajah ceria kami berenam.
Aku benar-benar tidak mengira semua akan berjalan secepat ini. Semua seakan
merengut apa yang sangat ku jaga, apa yang aku pertahankan.
Kuangkat wajahku yang sedari
tadi kutundukkan untuk menyembunyikan airmata yang mulai mengalir. Tiba-tiba terlihat
jelas di depan kami terdapat sebuah truk pengankut material bangunan melaju di
jalan turun dekat rumah kami dengan kecepatan tinggi. Ayahku membunyikan
klakson. Tetapi truk itu tetap melaju kencang. Saat truk semakin dekat dengan
mobil kami, ayahku menyadari bahwa truk itu tak berpengendara. Mungkin
pemiliknya lupa untuk menarik handrem saat memarkirkan. Ayahku mencoba
membelokkan mobil ke jalan di sebelah truk yang kosong tetapi usaha itu
sia-sia. Bagian depan mobil telah menyentuh bagian depan truk. Kami tak bisa
menghindari tabrakan. Mobil kami terseret hingga menabrak pohon besar yang
berada di dekat rumah kami. Kami terjebak diantara truk dan pohon besar dengan
kerusakan mobil amat parah.
Kelima sahabatku berlari
menghampiri mobil kami diikuti beberapa warga sekitar. Semua orang mengeluarkan
kami semua. Sempat ku melihat ibuku yang bersimbah darah, kakakku yang merintih
dengan wajah peniuh darah, ayahku yang menangis mencoba menghampiri ibukku
dengan sempoyongan, dan kurasakan tubuhku yang lemah tak berdaya, aku sudah tak
bisa merasakan kakiku, kepalaku berat tanganku kaku. Sahabatku menghampiriku
memelukku, meneriaki namaku, dan menangis. Aku rasakan itu semua lalu aku
tersenyum dan itu senyum terakhir untuk mereka. Kurasa mataku begitu berat. Aku
merasa lelah teramat lelah, kemudian aku terlelap untuk selamanya.
***
Akhirnya
kututup bolpoinku. Aku telah menyelesaikan cerpenku yang uberi judul ‘SENYUM
TERAKHIR’. Kupandang puas hasil karyaku itu sebelum memasukkannya kedalam map
dan meletakkannya di atas meja belajarku. Jam dinding menunjukkan pukul 20.52. Kulangkahkan
kakiku menuju tempat tidurku. Entah mengapa hari ini ku merasa sangat lelah,
mataku terasa berat amat berat dan kali ini aku tertidur tidak untuk selamanya.
It's perfect... bagus pake bgt :')
ReplyDeletewow aku terharu. terimakasih sekali yaaa =)
Delete