Aku hanya takut. Aku hanya terlalu banyak berpikir ini dan itu. Aku hanya tak mampu. Aku hanya tak tau. Sudah sangat lama aku terus begitu. Semua hanya ku rasakan, kemudian ku lupakan, tanpa pernah ku ungkapkan. Jangan ditanya bagaimana? Jangan ditanya apa rasanya? Aku sudah tak sanggup merasa. Kupikir aku cukup bijak untuk berusaha tak merasakan. Kupikir memang benar, semua rasa tak perlu diungapkan. Kupikir bijak untuk selalu banyak berpikir sebelum bertindak. Kupikir aku benar. Kupikir ini yang seharusnya. Aku hanya tak ingin sakit, aku hanya tak ingin sedih, aku hanya tak ingin… ah sudahlah, itu semua hanya kata kata yang ku rangkai agar menjadi kalimat indah untuk kau baca. Sudah kukatakan bukan, aku hanya takut, aku tak cukup berani untuk JUJUR untuk mengakui ini dan itu, mengakui aku menyayangimu, mengakui aku sungguh ingin bersamamu. Kupikir dengan ribuan kata yang aku rangkai, ratusan lagu yang aku dengarkan, puluhan buku yang aku baca, aku akan baik baik saja, kupikir aku akan mampu merelakan dengan baik. Ah sudahlah, bukankah ini yang menjadi pilihanku? Ternyata baru ini kusadari, aku hanya memilih cara lain untuk bersedih, aku hanya memilih cara lain untuk menangis, aku hanya memilih cara lain untuk sakit.
Terimakasih untuk segala rasa yang pernah kau hadirkan, meskipun mungkin kau tak menyadari bahwa itu cukup membuatku tersenyum. Terimakasih kisah kisah yang kau ceritakan, itu cukup membuatku lebih mengetahuimu, meskipun sebenarnya ceritamu juga bukan hanya untukku. Terimakasih, mungkin aku belum sempat dan tak akan pernah sempat untuk katakan terimakasih, dan maaf aku tak sanggup untuk berterus terang, maaf aku tak mampu untuk mengatakan dengan jelas, kau tau? Begitu banyak tembok tembok yang sudah terlanjur ku bangun menjulang tinggi, luas, kokoh, yang bahkan aku sendiri lupa untuk memberikan satu pintu atau jendela.
Pernah terlintas olehku, lucu juga ya, perempuan mungil sepertiku, yang mungkin sangat bebas berpendapat, tapi tak mampu utarakan perasaannya sendiri. Ya, itu tadi, memang terkadang tak semua rasa perlu diuangkapkan, seperti tumbuhan, tak semua tumbuhan perlu dirawat untuk menjadi tanaman bukan? Terkadang kita perlu memangkasnya, atau bahkan mencabutnya hingga ke akar agar tak mengganggu tumbuhan lain yang hendak kau besarkan menjadi tanaman. Mungkin ini adalah sebuah tanda untuk menjadi lebih dewasa. :)