Salam Hangat,
Kepada Para
Pembaca yang terhormat,
Ketika sulit
untuk mengungkapkan, bahkan berkata. Ketika sulit untuk bersuara, bahkan
bercerita dalam untaian kata. Ketika semua menutup mata, telinga, dan tutur.
Ketika semuanya justru terabaikan, terpendam, terkubur dalam. Ketika semuanya terbungkam.
Ketika begitu terasa sulitnya merangkai kata, bagaimana aku mampu berkalimat?
Bagaimana aku mampu bercerita? Bagaimana mampu aku mengungkapkan? Bagaimana?
Hanya satu yang mampu ku ukirkan. Senyuman penuh harap. Senyuman berjuta makna
yang aku harapkan pengertian. Senyuman yang kuharapkan mampu menggambarkan aku.
Tapi bagaimana jika senyum pun sulit ku ukir? Senyumpun terasa begitu
melelahkan, letih, dan membuatku merasa begitu tersakiti? Lalu bagaimana? Harus
seperti apakah aku? Harus bagaimanakah aku? Ini sulit untukku, ini menyksaku.
ini sungguh sungguh membuatku begitu kelelahan. Haruskah kusalahkan keadaan?
Haruskah ku salahkan aku? Sepertinya tidak harus kusalahkan apapun, tidak harus
kusalahkan siapapun. Ini hanya masalah berpikir dan terpikir. Karena yang
terpikirkan adalah yang akan terjadi. Dan apakah ini benar terjadi? Apakah ini
adalah Nyata?
With Love,
Ninawibi
No comments:
Post a Comment