POPULER MINGGU INI

Tuesday, November 21, 2017

SENYAMAN SEDAHAN



 
Pantai. Tempat bertemunya lautan dan daratan. Tempat bertemunya Samudera dan Benua. Tempat bertemunya Pasir dan Air. Tempat bertemunya Aku dan Kamu dalam suatu takdir.
Perjalanan panjang ku tempuh. Perbukitan kudaki, bebatuan tak gentarkan niatku menemui dirimu.  Hembusan angin menemaniku siang itu. Ranting ranting pohon menyapaku disepanjang perjalanku menujumu. Orang orang memandangku dengan tertegun, memandangku lucu. Pak Sopir membunyikan klaksonnya menyapa Bapak dan Ibu seraya berkata dalam rautnya :
 “Halo! Hari ini aku tak membawa pasir atau pun bahan bangunan lainnya, melainkan kubawa harapan dan semangat membara kaum muda”.
Ah, aku tergoncang, terlempar, terduduk, dan terjatuh. Gelak tawa membangunkanku membangunkan kita semua. Berpegang erat dan saling berbagi tawa, menemani lari angin dan perjalanan sinar matahari. Kupejamkan mataku, merasakan lari angin dan bisikannya yang membuat rambutku menari. Saat mataku terbuka, akhirnya merakapun beradu. Tatapanku dan tatapannya yang hijau. Tanaman milik petani berhasil menghipnotisku. Bebatuan karang sudah menyapaku lebih dahulu. Selanjutnya disusul dengan bebauan khas pasir dan air lautan. Lama sudah Pak Sopir mengguncangku. Rodapun berhenti berputar disusul keheningan suara mesin, digantikan dengan suara deburan ombak. Kulakukan lompatan pertamaku untuk menyapa mereka. Ini lebih indah dari imajinasiku.
Biru, hijau, dan warna khas pasir pantai menyambut kedatangan kami. Mereka kompak menyuguhkan kami desiran ombak beserta jabatan lembut dari ombak. Angin tak mau kalan memeluk kami dengan erat. Berusaha mengajakku bermain main, menggoda kami yang sedang asik mendirikan kain - kain untuk berlindung. Sunyi namun berisik, ramai, namun menenangkan. Kedua tebing di kanan dan kiri kami seakan menerangkan teluk ditengahnya. Membendung godaan angin untuk merasuk. Oh, tebing tebing itu seakan sebuah tangan yang memeluk kami. Ombak yang mengimbangi sanga angin, beradu dengan sang tebing. Mereka menyuguhkan drama alam yang begitu apik.
Malam menyambut, dingin mulai menghampiri. Sang Angin semakin bersemangat mengajakku bermain. Sekarang tak hanya rambutku, baju dan celanaku pun diajaknya bermain. Asik nampaknya permainan mereka. Asik bersama tawa dan canda, cerita tentang aku, kamu, mereka dan kita. Ditengah tawa aku berdoa :
“Ya Tuhan, Alangkah indahnya kehidupan, ditemani drama alam, ditemani dia, dan mereka. Ya Tuhan, bolehkan aku meminta umur yang cukup? Untuk bisa menyaksikan keindahan drama drama lain milikMu. Amin.”


September 2017 
Pantai Sedahan, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta