UNAS. Ujian Nasional. Ujian Nasional dilaksanakan di 3 jenjang yaitu SMA, SMP, SD. kali ini aku akan bahas beberapa fakta yang aku temui waktu unas dan menjelang unas. ada juga yang pengalaman aku pribadi lho.
aku ikut unas mulai SD, SMP, SMA. di ujian nasional SD, siswa - siswi kelas 6 disiapkan secara matang dengan diadakan pembahasan soal soal jaman dahulu kala. secara berulang dan ditambah les sore, kita dikarantina, dan sebagainya. waktu aku SD, penjagaan unas tidak seketat waktu ku unas SMP dan SMA. waktu SD aku juga sempet dapet isu bahwa peserta unas SD itu akan diluluskan semua, jadi anak anak SD itu pasti lulus semua. tinggal nunggu hasil nilai aja. dari situ, aku masuk SMP negri dan pindah waktu aku kelas 3 SMP. waktu aku ikut unas di kelas 3 SMP, aku ada di sekolah yang beda waktu aku kelas 1 dan 2. aku gak sebut SMP nya dimana ya. jadi kronologinya, waktu menjelang unas, kita seakan - akan diforsir, anak - anak takut dan karena jam disekolah yang sampai sore larut, dan tekanan juga, aku sempet sakit. waktu unas berlangsung, penjaga yang kebetulan jaga kelas aku, berkata kepada siswa siswi yang ada di kelas, bahwa kita diperbolehkan saling bertanya sesama teman karena agar kita dapat lulus berama. wow. inikah wajah "guru" kita? dan pastinya, saya tidak mengetahui guru tersebut. nama dan dari sekolah mana guru itu beraal. lebih parahnya lagi, salah satu guruku, bilang kesalah satu temen aky, waktu sebelun unas, bahwa, dia diminta untuk menoleh, dan bertanya jawaban ke aku, kalau dia mau lulus. OMG!! aku kayak mau pingsan. gelap. pada waktu melaksanakan unas SMA, disini aku menemui beberapa peningkatan penjagaan. karena aku sekolah di SMK, unas yang aku tempuh, ada 4 mata pelajaran. matematika, b. indonesia, english, dan teori kejuruan. waktu aku unas kejuruan, terjadi inseden kecil, yaitu gempa ringan, dan yang lucu, pengawas justru lari duluan, dari pada siswanya yang dijaga. itu memberi kesempatan kepada teman saya, untuk mundur bukan maju menuju pintu, tapi menuju lembar jawaban yang terbuka, ditinggal pemiliknya menyelamatkan diri. OMG!! fakta lain yang aku temui, ada bocoran soal beredar lewat sms, atau media lain dan ada juga yang lain lain. pengawalan lembar soal yang aku tau juga aku kira wow. soal dibawa mobil box lengkap dengan bersyalala gembok. polisi bersenjata lengkap dan di beberapa sekolah didalam kelas dipasang kamera cctv. ironi!! paket soal dibuat sedemikian rupa. ini mau ujian atau mau buka restoran siap saji?? belum berjalan kita sudah dicurigai. belum berjalan kita sudah di forsir. lucu ya. hehe. sebenarnya, apasih yang diharapkan dari unas? standarisasi? peningkatan SDM? yang aku tau ini justru melemahkan. standard apa? sekarang logika, satu indonesia. dinasionalkan. apa yang akan terjadi? apa standard di jakarta, jogja, semarang, solo, sumatra, sulawsi, papua sama? aku agak enggak yakin. aku kira konsep unas perlu diperbaiki. banyak juga aku ketahui, bahwa beberapa guru tergabung dalam tim sukses, untuk mengerjakan soal ujian yang kemudian disebarluaskan kepada muridnya. =_=.
dari sini saya menarik kesimpulan, sekolah itu menjadi ajang mencari nilai. mencari angka angka abstrak dalam lembar ijazah. bukan mencar ilmu yang memberi kehidupan. pertanyaan saya, apa funsi kita sekolah? apa fungsi guru? apa funsi tenaga pendidik? demi apapu teman - teman, adik- adik, atau siapapun, coba maknai untuk apa kita sekolah, untuk apa kita mencari ilmu? jangan biarkan semua ini sia sia. usaha mati matian, usaha kita, tidak ditentukan oleh 2jam perhari selama 4 sampai 6 hari. tapi ditentukan bagaimana kita akan menentukan langkah. ilmu yang kita dapat, bisa memberikan sesuatu yang lebih dari pada yang nilai berikan pada kita.