POPULER MINGGU INI

Sunday, April 21, 2013

MALAIKAT INDAHNYA MALAM

   
 Malam ini aku tak mengenal siapa aku. Malam ini sepertinya aku temukan sesosok yang baru. Malam ini akan ku gariskan sejarah, akan ku ukir kenangan, akan ku gambarkan masa depan. Pukul 23.01. ku genggam telfon genggamku. Entah apa yang ada dalam pikirku kugerakkan kedua kaki ku da;am kesunyian dalam keheningan. Kubuka pinturumah, kulangkahkan kaki lebih jauh. Dingin angin malam mulai melayangkanku. Kuraih pagar dihadapan ku. Kugenggam dan kulalui ini penuh kepercayaan.sekaranjg aku sudah diluar jangkauan, dan tak benar bila kuteruskan, tak seharusnya pula ku kembali dalm sangkarku. Dengan berbekal telfon genggam ditanganku dan pikirku yang terus bergejolak, kulangkahkan kakiku sambil terus berlalu dalam gelap malam ditengah tiupan angin yang seakan mendorongkuuntuk meneruskan langkahku dan membawa pergi lelahku. Sunyi, senyap, sepi kerasakan. Satu dua kendaraan berlalu disamping kananku, meninggalkan hembusan, meninggalkan suara – suara disisi kanan telingaku. Cukup jauh sudah kakiku melangkah. Tiba – tiba, kulihat seorang lelaki dengan motornya berbalik arah menghampiriku. Ia bertanya dan membawaku. Entah apa yang aku rasa, entah apa yang ada dalam otakku. Aku pun sekarang berada dibelakang punggungnya, diatas motornya. Entah mengapa air mataku menetes. Air mataku deras mengaliri pipiku, membanjiri wajahku. Ini terasa lengket di kedua sisi wajahku. Laki – laki di depanku ini membawaku ke tengah kota. Lalu ia berhenti didepan sebuah mini market, turun dari motornya, berjalan mendorong pintu minimarket, berjalan menuju kasir, kemudian keluar dengan membawa 1 botol air mineral dan 1 pack tissue. Kemudian ia menyodorkan 2 benda itu kehadapanku. Kuraih benda – benda darinya dan kulihat sepintas wajahnya yang diterangi cahaya dari minimarket. Wajah tulus dan indah bagai malaikat tertangkap oleh mataku dan tersimpan dalam memori otakku dalam sekejap. Pandanganku pun beralih pada tissue dan mencoba menggerakkan tangan – tanganku untuk membuka, dan menarik lembar per lembar tissue putih didalamnya. Kuusapkan tissue ditanganku, kukeringkan air mata yang membanjiri wajahku. Lalu kubuka penutup botol air mineral dan kuteguk sedikit yang membuatku lebih tenang. Malaikat di depanku kini sudah berpindah posisi kembali membelakangiku diatas motor bersamaku. Ia menyalakan mesin, berbelok, melanjutkan perjalanan, entah kemana. Sambl ia bercerita, aku tenggelam dalam tangisku. Ia menunjukkan dimana ia bekerja dan entah apa lagi katanya. Semua berlalu ditelingaku. Akhirnya kita berhenti didepan sebuah universitas dan disini aku akan dijemput seseorang yang aku kenali, yang sedari tadi kuhubungi lewat ponselku. Tak lama setelah itu, dating seorang lelaki yang akan membawaku pulang kedalam sangkarku. Malaikat didepanku pun berlalu dari hadapanku. Malaikat itu memacu motornya kencang dikesunyian malam. Dudukku pun berganti dibelakang orang yang baru saja datang menjemputku. Kita berlalu ditengah malam, kita terdiam, seakan dibungkam angin malam. Kita melaju ditengah kota yang ramai oleh gemerlap cahaya dan sunyi dari kacauan manusia. Beberapa bangunan kulalui, beberapa persimpangan aku temui, sampai pada akhirnya, motor pun melambat dan berhenti didepan sebuah rumah dengan pagar putih setinggi tinggi badanku. Ya, ini sangkarku. Hmm, kuhela nafasku, aku kembali. Lelaki yang mengantarkannku pun memutar arahnya, menyalakan mesin kembali, dan memutar gas ditangan kanannya. Kemudian menghilang dari hadapanku. Aku terdiam beberapa detik didepan sangkarku. Kunaikkan kakiku, dan kutakhlukkan kembali pagar didepanku. Aku berjalan, meraih gagang pembuka pintu rumah, kubuka pintu rumah ini, kulanjutklan langkahku menuju kamarku. Kududuk disisi tempat tidurku, dan aku terjaga. Ohya, teringat olehku, kata terimakasih belum terucap untuk sang malaikat. Nama dan identitas pun tak kuperoleh. Terbesit esok akan kucari ia. Sekarang kucoba tenggelam dalam kantukku, termanjakan oleh lelahku. Bersama ponsel ditanganku, kurebahkan tubuhku, berusaha memejamkan mataku. Semua orang rumah tak sadar akanpergiku, begitu juga hadirku. Aku bagai tak terlihat. Saat kubuka mataku, suasana pagi menyambut. Semangat untuk menemukan malaikat semalam, menyala dalam benakku. Akuturun dari tempat tidurku, berjalan membuka pintu kamarku, meraih handuk, dan bergegas ku menuju kamar mandi kemudian membersihkan tubuhku. Kukenakankemeja beserta celana jinsku. Cepat cepat ku menuju tempat yang ditunjuknya sebagai tempat kerjanya. Rasa ragu tiba – tiba membekapku. Tapi rasa ingin tahu mengalahkan semua. Kumasuki bangunjan megah dihadapanku, kutemui beberapa staff yang langsung kuberi pertanyaan dan pernyataan. Aku coba mengingat namanya. Putra. Nama itu yang muncul dalam usahaku mengingat. Kutemui beberapa orang bernama Putra ditempat itu, tak satu pun yang sesuai dengan ingatanku. Aku pun berlalu menuju tempat di sebelah – sebelahnya. Kejadian sama kualami. Hingga kini tak kutemukan malaikat yang telah membawaku terbang di indahnya malam. Ia bagai malaikat sesungguhnya. Ia tak dikenal, ia tak ditemukan, ia menghilang. Tapi ia menjadi kenangan dan terkenang oleh diriku.

diangkat dari kisah nyata.