ini sekedar isi hati, ini sekedar gerakan tangan dan bolpoint yang asik menari diatas selembar kertas bergaris. special untuk kalian semua yang selalu indah =).
11
Januari 2013, Jum’at
Diluar sana langit mulai berwarna
pekat, sepekat ballpoint yang ada digenggamanku sekarang yang sedang asik
menari dengan jemari tanganku merangkai huruf demi huruf, kata demi kata,
hingga tersusun sebuah, dua buah, tiga buah. . . . bahkan mungkin beribu
kalimat. Aku duduk terdiam dengan mata tertuju pada kertas putih bergaris, dan
pikirku terus berpikir, mencari ide – ide apa yang akan aku tuangkan pada
lembar per lembar kertas di bukuku ini. Tanganku dibantu ballpoint dalam genggaman,
terus berlari menulis, dan menari diatas kertas putih, entah apa, entah apa
jadinya nanti. Dalam kesunyian aku terus menulis, tanpa tau apa yang harus
kutulis. Aku menulis dengan bebas lepas tak terkendali. Aku tak pedulikan kata
demi kata yang tersusun. Lariku kencang tak terhentikan. Pikirku melayang tanpa
tujuan. Mungkin tulisan ini mewakili apa yang kurasa. Bingung. Otakku terus
melacak, jariku terus ingin bersama ballpointku. Hmmmm. . . . sesekali kuangkat
tanganku dari atas kertas putih bergarisku. Bola mata ku berputar, memandang
kekiri dan kearah kiri, kebawah, keatas, bola mataku pun ikut kebingungan. Apa
lagi? Sekarang aku mulai kehabisan kata – kata. Apa aku harus hentikan aksiku?
Sepertinya jari – jariku masih ingin menari bersama ballpointku. Lalu apa lagi
yang harus aku tuliskan? A. B. C. aku benar – benar kehabisan kata – kata.
Kuselipkan rambut bagian kiriku kebelakang telingaku, kuhentikan gerakan
ballpointku, ku tatap bagian kiri dari kertasku, aku coba untuk berpikir.
Kualihkan pandanganku pada buku tebal berwarna hijau dipojok kakan mejaku.
Kubaca sampul bagian kiri, tertuliskan nama penulis du Mairy. Otakku terus
berputar tanganku masih terus menari. Kutulis semua ini tanpa tau tujuanku.
Tanpa tau artiku. Mungkin terasa hambar, tapi aku yakin ada makna dalam tulisan
ini. Tak seperti karya hebat Andrea Hirata, tapi ini punya jiwa. Yaitu jiwaku.
Aku yang terus mencoba menggali pikiranku, menuliskan semua yang terpikirkan
olehku, entah terangkai indah atau sebaliknya. Hei, ini hanya isi otakku.
Sepersekian dari isi otakku. Dalam otakku, dalam pikirku, punya lebih dari apa
yang aku curahkan, dari yang aku tulis sekarang.
with
love,
ninawibi